Seperti Facebook, Instagram Juga “Down”

JAKARTA, KOMPAS.com — Jejaring sosial Instagram tumbang dan tidak dapat diakses sama sekali. Ketika KompasTekno mengakses alamat situs tersebut, tidak ada gambar atau pesan apa pun yang muncul.

Hanya layar putih yang muncul pada saat KompasTekno mengakses layanan web Instagram pada Selasa (27/1/2015) pukul 13.27 WIB.

Sementara itu, ketika mencoba mengakses layanan berbagi foto itu melalui aplikasi resminya, foto yang muncul di linimasa hanyalah cache foto-foto yang sudah dibuka sebelumnya.

Pada saat yang sama, Facebook juga mengalami down. Belum ada informasi resmi atau kabar soal penyebab tumbangnya kedua jejaring sosial populer tersebut.

Terkait masalah ini, pihak Instagram sudah mengeluarkan pernyataan resmi melalui akun Twitter @instagram. “We’re aware of an outage affecting Instagram and are working on a fix. Thank you for your patience,” kicau pihak Instagram.

Jejaring sosial berbagi foo Instagram down, hanya muncul halaman putih saat diakses via web pada 13.27 WIB
Editor: Reza Wahyudi

Setelah Gmail Diblokir, Microsoft Outlook Diretas

KOMPAS.com – Para pengguna layanan surat elektronik Outlook dari Microsoft Corp di Tiongkok mendapat serangan peretasa pada akhir pekan lalu, hanya beberapa minggu setelah sistem Gmail milik Google Inc diblokir di Tiongkok, menurut lembaga pengawasan sensor online, Senin (20/1/2015).

Orang-orang yang menggunakan klien-klien surat elektronik seperti Outlook, Thunderbird dari Mozilla dan aplikasi-aplikasi di ponsel mereka dengan protokol-protokol surat elektronik SMPT dan IMAP, yang digunakan untuk mengirim dan menerima pesan, pada Sabtu mendapat serangan “man-in-the-middle” (MITM), menurut GreatFire.org yang berbasis di Tiongkok.

Sebuah serangan MITM membajak koneksi online ke layar dan terkadang mengontrol komunikasi-komunikasi yang dibuat di saluran tersebut.

Serangan-serangan dan pemblokiran layanan Internet asing telah semakin umum di Tiongkok, yang beroperasi dengan mekanisme sensor online yang paling canggih di dunia, dikenal sebagai Great Firewall, untuk menghapus semua tanda pemberontakan atau tantangan terhadap Partai Komunis yang berkuasa.

Para pengkritik mengatakan Tiongkok telah meningkatkan gangguan pada layanan-layanan daring online, seperti Google pada setahun terakhir untuk memotong hubungan Internet dengan seluruh dunia.

GreatFire.org mengatakan Senin bahwa lembaga resmi Administrasi Dunia Maya China (CAC) kemungkinan bertanggung jawab atas serangan MITM di Outlook.

Bulan lalu, layanan surat elektronik Gmail ditutup di Tiongkok sebelum melanjutkan aktivitas yang tidak kerap dan seringkali terganggu, memaksa banyak pengguna di China untuk mengadopsi sistem-sistem surat elektronik domestik. (Reuters)

Smartphone dan Tablet Polaroid Diperkenalkan

KOMPAS.com – Sempat melegenda pada era fotografi film, nama Polaroid hampir tak terdengar di era gadget. Tetapi perusahaan itu tetap hidup dan melanjutkan usahanya terjun ke dunia mobile.

Hal tersebut bisa dilihat dari tablet dan smartphone baru besutan Polaroid yang diperkenalkan ada gelaran CES 2015 di Las Vegas, AS, minggu ini.

Sebagaimana dikutip Kompas Tekno dari Phone Arena, Jumat, (9/1/2014), produk tablet Polaroid terdiri dari dua model bernama L7 dan L10 yang masing-masing mengusung bentang layar 7 inci dan 10 inci.

Keduanya menjalankan sistem operasi Android 5.0 Lollipop serta dilengkapi dengan prosesor qud-core. Komponen lain termasuk Wi-Fi, Bluetooth, kamera depan dan belakang, serta sepasang speaker.

Polaroid L10 rencananya akan mulai dijual sekitar kuartal pertama tahun ini dengan harga 150 dollar AS, sementara Polaroid L7 dihargai 99 dollar AS.

Engadget
Smartphone Android Selfie besutan Polaroid
Adapun smartphone Polaroid terdiri dari 3 model bernama Flip, IM5, dan Selfie. Model yang disebut terakhir dilengkapi modul kamera putar mirip smartphone seri N besutan Oppo.

Ketiga smartphone dilengkapi dengan aplikasi Polaroid yang menyimulasikan jendela bidik “retro” ala kamera Polaroid jadul. Smartphone baru dari Polaroid rencananya bakal dipasarkan di AS dalam waktu bersamaan dengan tablet bikinan perusahaan itu.

Sumber: Phone Arena
Editor: Reza Wahyudi

Samsung: Tizen Lebih Ringan dari Android

KOMPAS.com – Samsung belakangan telah merilis sejumlah perangkat berbasis OS Tizen besutannya, mulai dari TV pintar, jam tangan pintar, hingga smartphone. Sistem operasi itu disebut memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan platform mobile lain (Android) yang banyak dipakai Samsung di gadget mobile.

“Keuntungan dari Tizen sangat sederhana: Tizen lebih ‘ringan’ dari sistem operasi lain. Dengan kata lain, Tizen membutuhkan tenaga pemrosesan dan memori yang lebih sedikit,” tulis Samsung dalam sebuah tulisan yang dikutip Kompas Tekno dari Talk Android, Jumat (16/1/2015).

“Alhasil, pengguna akan menikmati pengalaman pemakaian yang lebih mulus seperti waktu booting yang lebih pendek, browsing lebih kencang, dan multitasking yang lebih halus, sementara daya tahan baterai bisa lebih panjang,” lanjut Samsung.

Pernyataan tersebut terdengar sedikit ironis karena Ui TouchWiz yang digunakan Samsung di ponsel-ponsel Android buatannya dikenal “gemuk” lantaran disesaki bloatware dan rakus sumber daya, meski pabrikan tersebut belakangan telah mengurangi fitur-fitur kurang penting yang ditanam di smartphone.

Kembali ke Tizen, karena lebih “ringan” itulah, Samsung turut menyebutkan bahwa Tizen adalah OS yang tepat untuk pemakaian di banyak jenis perangkat dalam skema Internet of Things (IoT).

Samsung mencontohkan perangkat macam vacuum cleaner, mesin cuci, dan wearable device yang dinilai cocok untuk dipasangi Tizen. Hal ini karena alat-alat tersebut biasanya memiliki hardware elektronik yang kurang mumpuni dibandingkan gadget mobile seperti smartphone.

Kendati mendorong Tizen untuk IoT, Samsung menyatakan bakal terus menjaga komitmennya terhadap “sistem operasi lain” (Android).

“Kami tetap membuka diri terhadap sistem operasi lain. Dengan demikian kami bisa memastikan miliaran perangkat yang dipakai sehari-hari dapat saling terkoneksi dan bekerjasama dengan baik,” pungkas Samsung dalam tulisannya.

Seagate Rilis “Hard Disk” Tertipis di Dunia

KOMPAS.com – Seagate meluncurkan piranti penyimpanan data terbaru yang diklaim paling tipis di dunia. Piranti hard disk yang memilik ketebalan 7 milimeter itu diberi nama Seagate Seven.

Seagate Seven ini tampil kokoh dengan casing yang seluruhnya terbuat dari logam. Selain tipis, bobotnya sendiri sangat ringan, sekitar 90 gram.

Untuk aktivitas pemindahan data, piranti keras ini juga dibekali port USB 3.0 yang menjamin kecepatan transfer yang tinggi. Sayangnya, Seagate Seven hanya tersedia satu model dengan kapasitas yang tidak terlalu besar, 500 GB.

Dilansir KompasTekno dari Engadget, Senin (5/1/2015), hard disk itu rencananya akan meluncur pada akhir Januari 2015 dengan banderol harga 100 dollar AS atau sekitar Rp 1,2 juta.

Seagate melengkapi paket penjualannya dengan kabel USB serta piranti lunak Seagate Dashboard yang tersimpan di dalam hard disk.

Seagate Wireless

Selain hard disk tipis tersebut, Seagate juga meluncurkan sebuah piranti penyimpanan nirkabel dengan harga terjangkau.

Bila memindahkan data menggunakan kabel terasa merepotkan, ada juga opsi pemindahan data secara nirkabel. Inilah tujuan Seagate merilis Seagate Wirelees yang juga dirancang sebagai pelengkap perangkat genggam.

Seagate Wireless memiliki kapasitas 500 GB yang dapat diakses melalui jaringan nirkabel. Sebagai piranti penyimpanan portabel, hard disk ini juga dibekali baterai yang dapat bertahan selama 9 jam.

Selain nirkabel, data dalam Seagate Wireless dapat ditransfer melalui kabel data. Sayangnya, piranti penyimpanan ini masih menggunakan USB 2.0 sebagai port pemindahan data. Artinya proses pemindahan data akan lebih lambat ketimbang Seagate Seven yang sudah menggunakan USB 3.0. Anda harus cukup sabar jika berniat menggunakannya penyimpanan film berformat High Definition (HD).

Walaupun lemah dalam hal tersebut, Seagate Wireless telah mendukung Airplay, Roku serta Chromecast sehingga Anda bisa melakukan streaming langsung ke TV.

Seagate Wireless akan meluncur pada Februari mendatang dengan banderol harga 130 dollar AS atau sekitar Rp 1,6 juta.